Nama : Yusuf
Khoiruddin
Kelas : IX5
MAKALAH PKN
‘PRESTASI DIRI’
MADRASAH TSANAWIYAH
NEGERI JATIASIH
Jln.Benda Kp.Pedurenan
Kel.Jatiluhur Kec.Jatiasih
Kota Bekasi
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Berkat rahmat
dan pertolongan-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang
“prestasi diri” ini.
Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan
kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Akhir kata, segala
kesempurnaan adalah pada Allah
SWT. Dan penyusun menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik
yang membangun penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Terima Kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia hidup di muka bumi ini tidak hanya untuk
sekedar makan dan minum saja. Tetapi sebagai manusia harus mempunyai
aktivitas lainnya. Apakah hanya hidup untuk makan atau makan untuk hidup? Semuanya tergantung pada diri individu masing-masing. Tetapi sebagaimana dikemukakan
oleh Robert J Tamasy, hidup di dalam dunia ini, upaya menunjukkan
keunggulan
diri (self promotion) tidak hanya dianggap biasa, tetapi juga seolah dianjurkanbahkan
kita dituntut untuk melakukannya. Kita masih ingat sebagaimana
yang dikatakan Mohamad Ali ketika meraih gelar juara tinju dunia, dia berteriak
“Sayalah yang terbesar”. Ungkapan itu merupakan pernyataan
kebanggaan akan keunggulan diri dan prestasinya dalam olah raga tinju.
Sebenarnya untuk
berprestasi tidak hanya di bidang olah raga, namun juga dalam
bidang yang lain seperti seni atau ilmu pengetahuan.
Pada bab ini kalian akan mempelajari tentang prestasi
diri bagi keunggulan bangsa, hubungan potensi
diri dan
prestasi diri untuk berprestasi sesuai
kemampuan dan
peran serta dalam berbagai aktivitas untuk
mewujudkan
prestasi diri sesuai kemampuan demi
keunggulan bangsa.
Pada akhirnya kalian diharapkan dapat mewujudkan
potensi diri menjadi prestasi diri yang membanggakan
bangsa.
B. Permasalahan
1. apa pengertian
prestasi diri ?
2. bagaimana cara untuk
meraih prestasi diri ?
3. seberapa penting
prestasi diri bagi seseorang ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PRESTASI DIRI BAGI KEUNGGULAN BANGSA
Pengertian Prestasi Diri
Keberhasilan adalah dambaan dan impian setiap orang, baik
anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Kata keberhasilan identik dengan kata
prestasi. Keberhasilan ini tentunya tidak pada ruang lingkup yang sempit, tidak
selalu posisi teratas atau number one, melainkan melalui proses
pengenalan diri sehingga mengetahui serta menyadari kelebihan dan kelemahan.
Setelah itu memanfaatkan kelebihan yang masih terpendam yang berupa potensi
menjadi perilaku yang aktual. Hal ini merupakan pekerjaan besar yang
membutuhkan kekuatan internal yang luar biasa dan tidak semua orang bisa
melakukannya. Orang-orang terkenal, yang berprestasi pada bidangnya ternyata
tidak semuanya berpendidikan tinggi. Melainkan melalui proses pengenalan diri
yang baik dan mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki. Albert Einstein,
ternyata tidak mengenyam pendidikan. Namun berhasil menemukan apa itu quantum.
Setiap manusia memiliki potensi
yang berbeda-beda. Dengan potensi, manusia dapat berkembang lebih baik dan
berprestasi. Potensi sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
meraih cita-cita. Oleh karena itu, kita perlu mengenal potensi sedini mungin,
agar dapat mengembangkannya secara optimal.
Setiap bangsa di dunia ini
tentu memiliki kekhasan yang berbeda satu dengan yang lain. Tidak terkecuali dengan bangsa dan negara Indonesia. Sejak
berdirinya pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia telah memiliki prestasi diri yang tidak sedikit. Prestasi diri adalah
suatu kebanggaan yang telah dimiliki/diraih oleh suatu bangsa. Prestasi diri dapat dimiliki oleh
individu maupun kelompok bahkan bangsa. Seperti baru-baru ini Human Development Index Indonesia
tahun 2007 menduduki peringkat 107 dunia, atau
mengalami peningkatan prestasi dalam menangani korupsi dan tidak lagi menjadi negara terkorup
seperti sebelumnya.
Apakah mereka dapat
disebut telah berprestasi ?
Coba bandingkan pemahaman
kalian tentang aktivitas dan hubungannya dengan prestasi diri dengan paparan berikut
ini.
Setiap manusia apapun profesinya tentu akan mempunyai
keinginan untuk berprestasi. Oleh karena dengan berprestasi seseorang akan dapat
menilai apakah dirinya
sudah berhasil mencapai tujuan hidupnya atau tidak,
juga untuk membawa nama baik bangsa dan negara jika
memang bisa. Pengertian prestasi yaitu hasil yang telah
dicapai, dilakukan, diperoleh atau dikerjakan. Prestasi tiap
orang tidak akan sama, ada yang berprestasi
dalam hal :
• melukis
• berolahraga
• irama musik
• cepat menghitung
• puisi
• pemimpin
• menyesuaikan diri
• tampil menawan dan lain-lain
Manakah yang paling bagus prestasinya? Tidak mungkin terjawab dengan tepat, karena
masing-masing peristiwa menampilkan “tokoh” yang memiliki
kecerdasan dalam
bentuk yang berbeda-beda. Prestasi antara orang satu
dengan lainnya tentu tidak akan sama, dan seseorang tidak akan
mungkin menjadi orang yang sama persis
dengan orang yang dikagumi prestasinya. Mengapa
demikian?
Pada hakikatnya manusia adalah individu ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki potensi diri yang
berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga prestasi diri
setiap orang tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para ahli
berpendapat bahwa setiap siswa adalah individu yang unik
(berbeda satu dengan lainnya).
Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik maka
setiap orang berusaha berprestasi demi
keunggulan
bangsa Indonesia tercinta. Tentu sangat membanggakan
jika kita dapat berprestasi seperti Taufik Hidayat, Susi
Susanti, Gita Gutawa Juara menyanyi di Mesir tahun 2007,
Usman Hasan Saputra, Hermawan Kertajaya, Prof Dr Ir BJ
Habibie, Dahlan Iskan atau Ir Ciputra, serta masih banyak
lagi yang dapat dilihat dan disaksikan
sendiri. Semua
berprestasi sesuai bidangnya masing-masing. Ada yang di
bidang olah raga, seni, budaya, maupun ilmu pengetahuan
serta enterpreneur (wiraswasta). Mengapa mereka
dapat
berprestasi di bidangnya, dan mengapa kita
tidak atau
belum mampu berprestasi seperti mereka ?
Dr.
Vernon A. Magnesen menyatakan bahwa
keberhasilan kita belajar dipengaruhi oleh berbagai cara kita belajar, yaitu:
10 % dari apa yang dibaca;
20 % dari apa yang didengar;
30 % dari apa yang dilihat;
50 % dari apa yang dilihat dan didengar;
70 % dari apa yang dikatakan;
90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
Kerja keras dalam belajar memang perlu kita lakukan agar dapat mencapai prestasi yang kita harapkan. Thomas Alfa Edison yang telah mengalami banyak kegagalan ketika berusaha melakukan penemuan, menyatakan bahwa ia telah menemukan salah satu cara untuk
mendapatkan kesuksesan karena ketika ia gagal dalam satu hal tentunya akan menemukan jalan lain yang mengantarkan pada prestasi. Kerja keras harus kita lakukan dalam semua bidang kehidupan guna menorehkan prestasi segala bidang
Ciri-ciri orang yang sukses adalah sebagai berikut.
1. Orang yang berhasil mengenal Tuhannya, taat, serta mengabdi dengan tulus dan teguh pendirian
2. Orang yang berani dan berhasil menemukan kekurangan dirinya lalu dengan sungguh sungguh dan gigih memperbaikinya.
3. Orang yang berhasil mengembangkan potensi positifnya sehingga hidupnya kian hari kian
bermanfaat bagi sesama juga makhluk lainnya.
4. Orang yang akhir khayatnya berakhir dengan kebaikan, wafat penuh kemuliaan di jalan yang diridai Tuhan.
10 % dari apa yang dibaca;
20 % dari apa yang didengar;
30 % dari apa yang dilihat;
50 % dari apa yang dilihat dan didengar;
70 % dari apa yang dikatakan;
90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
Kerja keras dalam belajar memang perlu kita lakukan agar dapat mencapai prestasi yang kita harapkan. Thomas Alfa Edison yang telah mengalami banyak kegagalan ketika berusaha melakukan penemuan, menyatakan bahwa ia telah menemukan salah satu cara untuk
mendapatkan kesuksesan karena ketika ia gagal dalam satu hal tentunya akan menemukan jalan lain yang mengantarkan pada prestasi. Kerja keras harus kita lakukan dalam semua bidang kehidupan guna menorehkan prestasi segala bidang
Ciri-ciri orang yang sukses adalah sebagai berikut.
1. Orang yang berhasil mengenal Tuhannya, taat, serta mengabdi dengan tulus dan teguh pendirian
2. Orang yang berani dan berhasil menemukan kekurangan dirinya lalu dengan sungguh sungguh dan gigih memperbaikinya.
3. Orang yang berhasil mengembangkan potensi positifnya sehingga hidupnya kian hari kian
bermanfaat bagi sesama juga makhluk lainnya.
4. Orang yang akhir khayatnya berakhir dengan kebaikan, wafat penuh kemuliaan di jalan yang diridai Tuhan.
Menorehkan prestasi
bukanlah sebuah pekerjaan yang tidak mungkin kita lakukan karena meraih prestasi
dapat mulai dari diri sendiri, di keluarga, di sekolah, di
masyarakat, dan di negara.
1. Prestasi Diri
a. Mampu memahami potensi jasmani dan rohani.
b. Memiliki badan yang sehat.
c. Memiliki ilmu pengetahuan sesuai dengan tingkat usia dan kedudukannya
d.Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
2. Keluarga
a. Berpartisipasi dalam aktivitas keluarga.
b. Menjaga nama baik keluarga.
c. Memiliki tanggung jawab sebagai bagian dari keluarga.
d. Memahami dan melaksanakan nilai kasih sayang dalam keluarga.
3. Sekolah
a. Mematuhi tata tertib sekolah.
b. Aktif dalam kegiatan belajar.
c. Aktif dalam kegiatan OSIS.
d. Menguasai pelajaran sesuai dengan kompetensinya.
e. Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minatnya.
f. Aktif dalam kegiatan kompetisi akademik dan nonakademik, baik di sekolah maupun antarsekolah.
4. Masyarakat
a. Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.
b. Mematuhi tata nilai dalam masyarakat.
c. Mampu bertenggang rasa dan menanamkan sikap kesetia kawanan sosial.
d. Ikut serta dalam kegiatan olahraga, kesenian, sosial, dan sebagainya.
e. Ikut serta dalam berbagai kompetisi.
5. Bangsa dan Negara
a. Berpartisipasi dalam pembangunan.
b. Mematuhi hukum yang berlaku.
c. Mendukung setiap program pembangunan nasional.
d. Siap sedia membela negara untuk kemajuan bangsa dan negara.
e. Menunjukkan prestasi secara nasional dan internasional di bidang iptek, seni, dan olahraga.
1. Prestasi Diri
a. Mampu memahami potensi jasmani dan rohani.
b. Memiliki badan yang sehat.
c. Memiliki ilmu pengetahuan sesuai dengan tingkat usia dan kedudukannya
d.Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
2. Keluarga
a. Berpartisipasi dalam aktivitas keluarga.
b. Menjaga nama baik keluarga.
c. Memiliki tanggung jawab sebagai bagian dari keluarga.
d. Memahami dan melaksanakan nilai kasih sayang dalam keluarga.
3. Sekolah
a. Mematuhi tata tertib sekolah.
b. Aktif dalam kegiatan belajar.
c. Aktif dalam kegiatan OSIS.
d. Menguasai pelajaran sesuai dengan kompetensinya.
e. Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minatnya.
f. Aktif dalam kegiatan kompetisi akademik dan nonakademik, baik di sekolah maupun antarsekolah.
4. Masyarakat
a. Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.
b. Mematuhi tata nilai dalam masyarakat.
c. Mampu bertenggang rasa dan menanamkan sikap kesetia kawanan sosial.
d. Ikut serta dalam kegiatan olahraga, kesenian, sosial, dan sebagainya.
e. Ikut serta dalam berbagai kompetisi.
5. Bangsa dan Negara
a. Berpartisipasi dalam pembangunan.
b. Mematuhi hukum yang berlaku.
c. Mendukung setiap program pembangunan nasional.
d. Siap sedia membela negara untuk kemajuan bangsa dan negara.
e. Menunjukkan prestasi secara nasional dan internasional di bidang iptek, seni, dan olahraga.
B. HUBUNGAN POTENSI DIRI DAN PRESTASI DIRI UNTUK BERPRESTASI
SESUAI KEMAMPUAN
Pengertian Potensi Diri
UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (4) menyebutkan bahwa peserta didik
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu. Selanjutnya, Penjelasan UU Sistem Pendidikan Nasional tersebut pada
bagian umum dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha agar manusia dapat
mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau
cara lain yang dikenalnya dan diakui oleh masyarakat.
Setiap orang memiliki potensi.
Orang tidak dapat mewujudkan potensi diri dalam perilaku yang nyata apabila
potensi yang dimiliki itu tidak dikembangkan melalui pembelajaran. Potensi
merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang yang masih perlu dikembangkan dan
dilatih agar terwujud prestasi. Potensi yang dimiliki seseorang berbeda-beda.
Potensi juga dikatakan sebagai bakat (aptitude).
Setiap orang dapat berprestasi
sesuai dengan usaha dan kemampuan yang dimilikinya. Suatu prestasi perlu
dicapai dengan usaha keras sesuai perundangan yang berlaku. Seseorang dapat
berprestasi apabila sudah melakukan usaha dengan sungguh-sungguh.
Dalam proses pembelajaran,
kadang dijumpai hal-hal berikut :
a. Siswa yang tidak cerdas, tetapi memiliki prestasi belajar
sedang.
b. Siswa yang tingkat kecerdasannya biasa, namun memiliki prestasi yang
membanggakan.
Faktor-faktor yang menyebabkan
seorang siswa mempunyai prestasi rendah, antara lain :
a. Kurang memiliki motivasi dalam belajar.
b. Kurang memiliki cita-cita dan atau tujuan yang mantab.
c. Kurang menguasai keterampilan/pengetahuan yang diperlukan.
d. Ligkungan
hidup sehari-hari yang tidak kondusif.
Dalam keberhasilan dalam
belajar, motivasi merupakan faktor yang memegang peranan penting. Motivasi
ialah tenaga pendorong yang menyebabkan terjadinya perilaku ke arah tujuan
tertentu. Seseorang dikatakan mempunyai motivasi terhadap sesuatu apabila
perilakunya menunjukan minat, perhatian, ingin ikut serta, bekerja keras tidak
berhenti sampai selesai.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
agar memiliki prestasi diri yang optimal adalah :
a. Memiliki wawasan pendidikan
Wawasan pendidikan adalah cara
memandang bahwa pendidikan merupakan proses pemanusiaan dan dilakukan dalam
interaksi dengan manusia lain. Sehingga tmembawa dampak penyebutan anak didik
menjadi subjek didik. Cara pandang seperti ini sesuai dengan ajaran Ki Hajar
Dewantara yaitu :
1) Ing
ngarso sung tulodo (jika di depan memberi contoh)
2) Ing
madya mangun karso (jika di tengah membangkitkan hasrat untuk belajar)
3) Tut
wuri handayani (jika di belakang memberi dorongan)
Menurut Faure, hubungan atau
interaksi antara pendidik dan subjek didik merupakan wahana untuk membelajarkan
subjek didik dan mengoptimalkan subjek didik untuk menemukan diri sendiri.
b. Memiliki cita-cita
Cita-cita adalah keinginan,
kehendak, harapan yang selalu ada di dalam pikiran atau di dalam hati. Untuk
mewujudkan cita-cita diperlukan pikiran yang kritis dan kreatif.
c. Berpikir kritis dan kreatif
Berpikir kritis berarti mampu
melihat hal-hal yang bersifat tidak nalar, keliru, tidak sesuai kriteria.
Berpikir kreatif berarti menghasilka suatu pemecahan masalah dan suatu
alternative sehingga masalah dapat dipecahkan dengan beberapa cara.
Ki Hajar Dewantara (1889 –
1959)
Bapak Pendidikan Nasional
Ki Hajar Dewantara adalah
pendiri sebuah perguruan yang bercorak nasional, National Onderwijs Institut
Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa) pada 3 Juli 1922. Ajarannya yang
terkenal ialah Ing ngarso sung tulodo (di depan memberi teladan). Ing madya
mangun karso (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa). Tut wuri
handayani (di belakang memberi dorongan).
Pribadi kreatif:
Memiliki
sifat yang tidak lazim :
·
Suka menghasilkan sesuatu yang baru yang secara umum
tidak biasa atau asing
·
Memiliki kemampuan rasional dan emosional
·
Berimajinasi
·
Berfantasi
·
Berintuisi
Kreativitas adalah proses yang
memikirkan gagasan atau pemecahan masalah.Proses pemikiran kreatif berbeda
dengan proses berpikir analisis. Proses pemikiran kreatif juga disebut berpikir
devergen. Berpikir kreatis besifat holistik atau menyeluruh, imajinatif, dan
menjelajahi persoalan untuk memperoleh gagasan, ide, kreasi, jawaban, dan
pemecahan masalah.
Proses pemikiran analisis juga
disebut berpikir konvergen. Dalam berpikir analisis berlaku peraturan yang
memungkinkan pendekatan logis, vertikal, dan menuju pada jawaban tunggal.
Pribadi kreatif memiliki
ciri-ciri:
1. Bebas dalam berpikir dan bertindak.
2. Memiliki sifat lentur dalam pandangan hhidupnya.
3. Berkemauan untuk mengakui dorongan-dorongan dirinya yang tidak
berdasarkan akal.
4. Menyukai hal-hal yang menantang dan baru.
5. Memiliki rasa humor yang bagus.
6. Berani mengemukakan pendapat dan berani mengambil resiko.
7. Bersifat ingin tahu.
d. Peluang
untuk melakukan
Kegiatan
yang dapat dilakukan para siswa untuk mengembangkan daya nalarnya:
1. Siswa memberikan masukan dalam menyempurnakan menyempurnakan keputusan.
2. Siswa perlu mengikuti acara televisi tentang perbedaan pendapat.
3. Siswa mwmniasakan diri menulis artikel di surat kabar.
Spontanitas dan vokal merupakan
ciri pemikir yang sigap, kritis, dan kreatif. Budaya kritis perlu dibina dengan
mengembangkan prinsip-prinsip demokrasi.Dengan kegiatan yang memberikan peluang
untuk membina kemampuan berpikir, siswa makin memiliki keterampilan
mengemukakan pendapat, merumuskan pendapat, mengajukan pendapat, dan menjaga
etika berdiskusi. Selain itu, emosinya akan berkembang dan menumbuhkan semangat
untuk berprestasi dan menghadapi masalah.
Tanpa berlatih, tidak akan
memiliki pengalaman. Tanpa meimliki pengalaman, tidak akan pernah maju. Belajar
dengan mengalami sendiri berarti memproses sendiri pengetahuannya. Hal itu
disebut keterampilan proses. Pendapat itu seperti pengetahuan yang
bersifat tentatif.Artinya,
yang sekarang dianggap benar, besuk bisa berubah, dan terus berkelanjutan
sehingga kebenaran itu bersifat sementara. Ingat!!! Perkembangann ilmu
pengetahuan dan tekhnologi akan berkelanjutan.
e. Memiliki Sikap Kompetitif
Sikap kompetitif adalah sikap
yang berupaya keras untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Kompetitif
muncul karena adanya masa depan.
Salah satu perubahan masa depan
adalah :
1. Meningkatnya ketergantungan antar bangsa
Hal itu berarti
persoalan-persoalan tertentu hanya dapat diselesaikan berdasarkan kesepakatan
antarbangsa. Ketergantungan itu berlangsung dalam hal pangan, utang piutang
internasional, serta energi dan lingkungan.
2. Ledakan pengetahuan dan informasi
Informasi yang banyak menuntut
kita untuk mencerna, meramu, merumuskan, serta melakukan antisispasi dalam
memecahkan masalah yang dihadapi pada masa depan.
Arus ilmu pengetahuan yang baru
datang menggantikan yang lama (pengetahuan yang bersifat tentatif) menuntut
kita untuk menggunakan secara arif dalam memperoleh cita-cita baru yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat kita.
Menurut Rustan Lakala, ada lima masalah besar
yang dihadapi oleh negara-negara berkembang, yaitu :
Utang
Internasional
Pertumbuhan
penduduk
Urbanisasi
yang cepat
Pengikisan
lingkungan
Pengangguran
secar besar-besaran
Apabila kemampuan untuk
mengatasi kelima masalah di atas tidak kita tumbuhkan sedini mungkin, bangsa
kita akan terus-menerus dilanda permasalahan berat. Akibatnya, akan timbul
disintegrasi atau perpecahan bangsa yang dapat menimbulkan masalah baru.
Menurut Sarto Kartodirdjo, ada enam masalah
yang mengancam eksistensi kita. Keenam masalah itu adalah
Kesenjangan antargolongan bangsa;
Kontras antar golongan kaya dan miskin;
Proses pendewasaan politik yang mengalami
berbagai hambatan;
Keterbelakangan ilmu pengetahuan dan
teknologi;
Belum selesainya perubahan budaya dari pertanian
ke industri;
Pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam
lingkungan masyarakat.
Generasi yang sekarang memegang
pemerintahan tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah tersebut pada kurun
waktu ini. Generasi ini harus memiliki pngetahuan, sikap dan keterampilan yang
memadai, serta siap untuk bekerja sama dan berkompetisi.
Sikap didefinisikan sebagai
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu,
kesiapan yang dimaksud adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi terhadap
suatu objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud adalah
kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu. Hal itu berarti
individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki respon atau tanggapan
terhadap stimulan sosial yang telah terkondisikan.
Dengan diberikan stimulan
(rangsangan) berupa pertanyaan, seseorang baru mereaksi, merespons, atau
menanggapinya dengan jawaban yang menggambarkan kesiapan untuk ikut
berkompetisi.
Seseorang dapat dikatakan
memiliki sikap untuk siap berkompetisi apabila ia memiliki beberapa hal, yaitu
:
·
Memiliki pengetahuan yang cukup tentang perlunya
kompetisi;
·
Mempunyai cara-cara yang menggunakan akal sehat
bahwa upayanya akan berhasi;
·
Memperhitungkan akibat dari setiap langkah dari
perilakunya dan mengupayakan kerugian yang seminimal mungkin;
·
Mempunyai pengalaman tentang perbuatan yang akan
dilakukan atau yang mirip dengan itu sehngga akan makin hati-hati.
f. Sikap Siap Meraih Keunggulan
Keunggulan berasal dari bahasa
Jawa unggul yang
berarti tinggi, bagus, menonjol, atau istemewa. Seorang dapat dikatakan
memiliki motivasi apabila mempunyai perhatian terhadap sesuatu yang muncul dari
rasa ingin tahunya, mempunyai perhatian terhadap sesuatu yang berhubungan
dengan kebutuhannya, mempunyai rasa percaya diri, serta mempunyai kepuasan
terhadap prestasi yang dicapainya.
Ø
Orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi
adalah orang yang secara umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Semangat
Semangat
Ø
Perencanaan yang matang
3. Bertanggung jawab
4. Wira Usaha
Ø Kritik dan saran
6. Bantuan
Ø Keorganisasian
Potensi berasal dari kata bahasa
Inggris to potent yang
berarti keras, kuat. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia
yang dimaksud potensi adalah
kemampuan-kemampuan
dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh
seseorang, namun
belum dipergunakan secara maksimal.
Potensi merupakan suatu daya yang dimiliki
oleh
manusia, tetapi daya tersebut masih terpendam
dalam diri
yang bersangkutan. Setiap manusia pada
dasrnya memiliki
potensi, tetapi tidak setiap manusia
berkehendak dan mau
bekerja keras untuk mendayagunakan potensi
tersebut.
Pengertian potensi diri adalah kemampuan yang
dimiliki
setiap pribadi (individu) yang mempunyai
kemungkinan
untuk dikembangkan dalam berprestasi. Potensi
diri adalah
kemampuan yang terpendam pada diri setiap
orang, setiap
orang memilikinya. Potensi diri ada yang
positif dan ada
yang negatif.
Potensi diri yang positif seperti :
1. memiliki idealisme
2. dinamis dan kreatif
3. keberanian mengambil resiko
4. optimis dan kegairahan semangat
5. kemandirian dan disiplin murni
6. fisik
yang kuat dan sehat
7. sikap
ksatria
8. terampi dalam menerapkan iptek
9. kompetitif
10. daya pikir yang kuat
11. memiliki bakat
Selain potensi diri yang positif setiap manusia juga
memiliki potensi diri yang negatif seperti :
1. mudah diadu domba
2. kurang berhati-hati
3. emosional
4. kurang percaya diri
5. kurang mempunyai motivasi
C. PERAN SERTA DALAM BERBAGAI
AKTIVITAS UNTUK
MEWUJUDKAN
PRESTASI DIRI SESUAI KEMAMPUAN
DEMI KEUNGGULAN
BANGSA.
Ciri-ciri kreativitas
dapat dilihat dari
seseorang yang memiliki rasa ingin tahu (sense of curiosity),
kebutuhan untuk berprestasi (need
of achievement),
dapat beradaptasi (adaptable) dan memiliki kemampuan
menempuh resiko.
Prestasi diri merupakan perwujudan dari bakat
dan kemampuan, dan akan optimal jika
dikembangkan
melalui pendidikan dan pelatihan. Dalam
kaitannya
dengan anak berbakat dinamakan anak lantip,
Gardner
memiliki pandangan yang berbeda, ia
menyatakan bahwa
“keberbakatan” manusia bukanlah berdasarkan
skor tes
standar semata, namun sebagai:
1. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi
dalam kehidupan manusia.
2. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan
baru untuk diselesaikan.
3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau
menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan
dalam budaya seseorang.
Anak berbakat (anak lantip) dibedakan dari
anak jenius. Anak jenius disebut juga anak
berbakat
taraf sangat tinggi (highly
gifted) yang sangat
jarang ditemukan sedangkan anak
berbakat banyak ditemukan di sekolahsekolah.
Ada lima macam keberbakatan,
yaitu (1) keberbakatan intelektual, (2)
keberbakatan
akademik, (3) keberbakatan
kreatif, (4) keberbakatan kepemimpinan
dan sosial, dan (5) keber-bakatan seni.
Analisis dari Bloom tentang lantip
pada Peserta Olympiade Science, bahwa :
Pertama, memiliki kemampuan luar
biasa tinggi untuk mencurahkan sejumlah
besar waktu dan usaha untuk mencapai
suatu standar yang tinggi. Karakteristik
ini telah ada pada usia 5 atau 8 tahun
dan menjadi semakin bertambah setelah
orang-orang tersebut menerima pengajaran
beberapa tahun.
Kedua, memiliki sifat kompetitif dengan teman
sebaya
dalam bidang talent tersebut dan memiliki kebulatan tekad
untuk melakukan yang terbaik.
Ketiga, memiliki kemampuan belajar secara
cepat
tentang teknik-teknik baru, ide-ide, dan
proses dalam
bidang talent tersebut.
Karakteristik lantip menurut Kitano dan Kirby
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• fisik yang menarik dan rapi dalam
penampilan;
• diterima oleh mayoritas dari teman-teman
sebaya dan
orang dewasa;
• keterlibatan dalam beberapa kegiatan
sosial, mereka
memberikan sumbangan positif dan konstruktif;
• kecenderungan dipandang sebagai juru
pemisah dalam
pertengkaran dan pengambil kebijakan oleh
teman sebayanya;
• memiliki kepercayaan tentang kesamaan
derajat semua
orang (egalitarian) dan jujur;
• perilakunya tidak defensif dan memiliki
tenggang rasa;
• bebas dari tekanan emosi dan mampu
mengontrol
ekspresi emosional sehingga relevan dengan
situasi;
• mampu mempertahankan hubungan abadi dengan
teman sebaya dan orang dewasa;
• mampu merangsang perilaku
produktif bagi orang lain;
• memiliki kapasitas yang luar
biasa untuk menanggulangi
situasi sosial dengan cerdas,
humor, dan pemahaman.
Karakteristik di atas biasanya
dimiliki oleh mereka yang
telah berprestasi. Prestasi akan
mencapai hasil yang bagus jika
dalam situasi dan kondisi saat kesempatan
pengembangan
bakat (lantip) dipenuhi. Hal ini bisa diperoleh
dari guru
yang memberikan peluang kepada siswa untuk
berkembang
potensinya secara optimal. Kepribadian guru dapat
membantu siswa untuk berprestasi antara lain
:
1. Bersikap terbuka terhadap hal-hal baru
2. Peka terhadap perkembangan anak baik
secara fi sik
maupun psikis
3. Mempunyai pertimbangan luas dan dalam
4. Penuh pengertian
5. Mempunyai sifat toleransi
6. Mempunyai kreativitas yang tinggi
7. Bersikap ingin tahu
Selain memiliki kepribadian, guru
juga harus memiliki hubungan sosial
dengan siswa yang dapat mendorong
timbulnya prestasi yaitu suka dan pandai
bergaul dengan anak berbakat serta
memahami kesulitan yang dihadapi anak
tersebut. Selain itu guru diharapkan
dapat menyesuaikan diri dan mudah
bergaul serta mampu memahami dengan
cepat tingkah laku anak berbakat tersebut.
Untuk anak berbakat memang harus ada
perhatian
khusus dari guru karena kadang-kadang mereka
bertindak
berbeda dengan teman lainnya. Misalnya
bertanya secara
kritis, meminta perhatian lebih bahkan
terkadang seperti
melawan guru. Untuk itu kebesaran hati dari
guru untuk
tidak bertindak negatif, tetapi malah lebih
memperhatikan
mereka sehingga dapat memperlihatkan
bakatnya.
Selain guru, peran orangtua juga tidak kalah pentingnya
dalam mengembangkan potensi diri yang
dimiliki
anak untuk menjadi prestasi diri sesuai
kemampuannya.
Meskipun hak utama pengajaran yang utama ada
di tangan
orangtua, tetapi alangkah baiknya jika
orangtua tidak memaksakan
kehendak kepada anaknya untuk menjadi apa
kelak. Orangtua seharusnya bersikap
demokratis dalam
arti menyerahkan kepada anak mau menjadi apa
kelak,
tetapi tetap di sampingnya untuk selalu
mendampingi
dan mengingatkannya jika mereka salah.
Orangtua selalu
memberikan fasilitas, doa dan dorongan demi
keberhasilan
anaknya.
Peran masyarakat juga tidak kalah pentingnya,
karena bagaimanapun hebatnya seseorang
berprestasi
jika tidak dapat dirasakan manfaatnya secara
langsung
maupun tidak langsung oleh masyarakat tentu
tidak bermakna.
Berbeda jika hasil prestasi dirinya dapat
dirasakan
masyarakat tentu akan lebih bermakna, seperti
prestasi
Tim bulutangkis Indonesia, kemenangan Tim Olimpiade
Fisika Indonesia maupun temuan Nutrisi Saputra oleh Usman
Hasan Saputra. Peran masyarakat juga bisa
dengan
memberikan dukungan dana dalam suatu prestasi
yang dicapai
seseorang, misalnya memberikan bea siswa,
hadiah,
atau memberikan biaya penelitian sehingga
menghasilkan
suatu prestasi.
Semua merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan,
seseorang yang punya potensi diri akan mampu
menunjukkan prestasi diri dengan motivasi
yang kuat
dengan dukungan keluarga, guru dan
masyarakat. Peran
guru bisa diganti oleh pelatih maupun
seseorang yang punya
kepedulian seperti Yohanes Saputra dalam Tim Olimpiade
Fisika Indonesia ataupun Ir Ciputra dalam penelitian
Nutrisi Saputra oleh Umar Hasan Saputra.
Kebutuhan untuk berprestasi terjemahan dari need
of achievement sebagaimana dikemukakan John Atkinson
dan David Mc Clelland pada tahun 1940-an. Kebutuhan
berprestasi atau n-ach tercermin dari
perilaku individu
yang selalu mengarah pada suatu standar
keunggulan.
Orang-orang yang mempunyai perilaku seperti
ini
menyukai tugas-tugas yang menantang, tanggung
jawab
secara pribadi, dan terbuka untuk umpan balik
guna
memperbaiki prestasi inovatif-kreatifnya. Hal
inilah yang
harus dimiliki oleh seseorang supaya dapat
berprestasi,
jika dikaitkan dengan teori Maslow maka hal
ini dapat
dikatakan merupakan kebutuhan aktualisasi
diri.
Tahap aktualisasi diri menurut Andri Wongso
merupakan proses realisasi potensi diri
setelah kita mampu
melakukan tindakan-tindakan cepat, berani
ambil resiko,
dan mampu mengambil pelajaran atas
keberhasilan dan
kegagalan kita. Dalam proses perwujudan ini
kita dituntut
untuk melakukan segala sesuatunya secara
profesional,
efektif, dan efisien. Sebab ini sangat berkaitan
dengan
peluang atau kesempatan yang kita peroleh.
Berbagai upaya untuk mencapai prestasi dapat
dilakukan dengan cara-cara sebagaimana
dikemukakan
oleh Sujiyanto yaitu :
1. kreatif dan inovatif
2. tanggung jawab
3. bekerja keras
4. memanfaatkan sumber daya
Salah satu tugas perkembangan yang harus
dikuasai
remaja yang berada dalam fase perkembangan
masa remaja
adalah memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk
dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan
sehari-hari.
Keterampilan-keterampilan sosial tersebut meliputi:
1. Kemampuan berkomunikasi
2. Menjalin hubungan dengan orang lain
3. Menghargai diri sendiri dan orang lain
4. Mendengarkan pendapat atau keluhan dari
orang lain
5. Memberi atau menerima feedback
6. Memberi atau menerima kritik
7. Bertindak sesuai norma dan aturan yang
berlaku.
Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai
oleh remaja
pada fase tersebut maka ia akan mampu
menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini
berarti pula
bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan
aspek psikososial dengan maksimal sehingga
dia akan
dapat berprestasi.
Hasil studi Davis dan Forsythe, dalam kehidupan
remaja terdapat delapan aspek yang menuntut keterampilan
sosial (social
skill) yaitu:
1. Keluarga
2. Lingkungan
3. Kepribadian
4. Rekreasi
5. Pergaulan dengan lawan jenis
6. Pendidikan/sekolah
7. Persahabatan dan solidaritas kelompok
8. Lapangan Kerja
Hubungannya dengan prestasi diri maka seorang
remaja dalam pengembangan aspek
psikososialnya, harus
dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga
dapat
memberikan kondisi yang kondusif sehingga
membuat
tercapainya prestasi diri. Di bawah ini
adalah beberapa
hal yang dapat berpengaruh bagi pengembangan
aspek
psikososial remaja:
1. keluarga
2. lingkungan
3. kepribadian
4. rekreasi
5. pergaulan dengan lawan jenis
6. pendidikan
7. persahabatan dan solidaritas kelompok
8. meningkatkan kemampuan penyusuaian diri
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa kita harus mencapai prestasi setinggi tingginya
tak peduli sesulit apapun. Termasuk untuk kita generasi muda, kitalah yang
wajib mengangkat derajat bangsa ini dimata dunia baik berprestasi dalam bidang
politik ataupun olahraga dan lain lain.
Saran
penulis hanya bisa menyarankan semoga
para pembaca dapat lebih termotivasi untuk menggapai prestasi setinggi
tingginya. Tak ada yang sulit jika kita punya motivasi dan semangat yang cukup,
lakukan segalanya sesuai kemampuan dan tak usah memaksakan diri jika memang tak
mampu untuk meraih itu, berprestasilah dibidang yang kalian minati karena Pada hakikatnya manusia adalah individu ciptaanTuhan Yang Maha Esa
yang memiliki potensi diri yang berbeda satu dengan yang
lainnya, sehingga prestasi diri setiap orang tentu tidak akan
sama. Itu sebabnya para ahli berpendapat bahwa setiap siswa
adalah individu yang unik
DAFTAR PUSTAKA