Minggu, 19 April 2015

Contoh Makalah PKN

Nama     :   Yusuf Khoiruddin
Kelas     :     IX5


MAKALAH PKN
‘PRESTASI DIRI’









MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI JATIASIH
Jln.Benda Kp.Pedurenan Kel.Jatiluhur Kec.Jatiasih
Kota Bekasi

KATA PENGANTAR


          Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Berkat rahmat dan pertolongan-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang  “prestasi diri”  ini.

Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.

 Akhir kata, segala kesempurnaan adalah pada Allah SWT. Dan penyusun menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.   Terima Kasih.




















 Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Manusia hidup di muka bumi ini tidak hanya untuk sekedar makan dan minum saja. Tetapi sebagai manusia harus mempunyai aktivitas lainnya. Apakah hanya hidup untuk makan atau makan untuk hidup? Semuanya tergantung pada diri individu masing-masing. Tetapi sebagaimana dikemukakan oleh Robert J Tamasy, hidup di dalam dunia ini, upaya menunjukkan keunggulan
diri (self promotion) tidak hanya dianggap biasa, tetapi juga seolah dianjurkanbahkan kita dituntut untuk melakukannya. Kita masih ingat sebagaimana yang dikatakan Mohamad Ali ketika meraih gelar juara tinju dunia, dia berteriak “Sayalah yang terbesar”. Ungkapan itu merupakan pernyataan kebanggaan akan keunggulan diri dan prestasinya dalam olah raga tinju. Sebenarnya untuk
berprestasi tidak hanya di bidang olah raga, namun juga dalam bidang yang lain seperti seni atau ilmu pengetahuan.

Pada bab ini kalian akan mempelajari tentang prestasi
diri bagi keunggulan bangsa, hubungan potensi diri dan
prestasi diri untuk berprestasi sesuai kemampuan dan
peran serta dalam berbagai aktivitas untuk mewujudkan
prestasi diri sesuai kemampuan demi keunggulan bangsa.

Pada akhirnya kalian diharapkan dapat mewujudkan
potensi diri menjadi prestasi diri yang membanggakan
bangsa.

B. Permasalahan

1.      apa pengertian prestasi diri ?
2.     bagaimana cara untuk meraih prestasi diri ?
3.     seberapa penting prestasi diri bagi seseorang ?
     


BAB II
PEMBAHASAN

A. PRESTASI DIRI BAGI KEUNGGULAN BANGSA

Pengertian Prestasi Diri

Keberhasilan adalah dambaan dan impian setiap orang, baik anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Kata keberhasilan identik dengan kata prestasi. Keberhasilan ini tentunya tidak pada ruang lingkup yang sempit, tidak selalu posisi teratas atau number one, melainkan melalui proses pengenalan diri sehingga mengetahui serta menyadari kelebihan dan kelemahan. Setelah itu memanfaatkan kelebihan yang masih terpendam yang berupa potensi menjadi perilaku yang aktual. Hal ini merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan kekuatan internal yang luar biasa dan tidak semua orang bisa melakukannya. Orang-orang terkenal, yang berprestasi pada bidangnya ternyata tidak semuanya berpendidikan tinggi. Melainkan melalui proses pengenalan diri yang baik dan mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki. Albert Einstein, ternyata tidak mengenyam pendidikan. Namun berhasil menemukan apa itu quantum.

 Setiap manusia memiliki potensi yang berbeda-beda. Dengan potensi, manusia dapat berkembang lebih baik dan berprestasi. Potensi sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari dan dalam meraih cita-cita. Oleh karena itu, kita perlu mengenal potensi sedini mungin, agar dapat mengembangkannya secara optimal.
Setiap bangsa di dunia ini tentu memiliki kekhasan yang berbeda satu dengan yang lain. Tidak terkecuali dengan bangsa dan negara Indonesia. Sejak berdirinya  pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia telah memiliki prestasi diri yang tidak sedikit. Prestasi diri adalah suatu kebanggaan yang telah dimiliki/diraih oleh suatu bangsa. Prestasi diri dapat dimiliki oleh individu maupun kelompok bahkan bangsa. Seperti baru-baru ini Human Development Index Indonesia tahun 2007 menduduki peringkat 107 dunia, atau mengalami peningkatan prestasi dalam menangani korupsi dan tidak lagi menjadi negara terkorup seperti sebelumnya.
Apakah mereka dapat disebut telah berprestasi ?
Coba bandingkan pemahaman kalian tentang aktivitas dan hubungannya dengan prestasi diri dengan paparan berikut ini.
Setiap manusia apapun profesinya tentu akan mempunyai keinginan untuk berprestasi. Oleh karena dengan berprestasi seseorang akan dapat menilai apakah dirinya sudah berhasil mencapai tujuan hidupnya atau tidak, juga untuk membawa nama baik bangsa dan negara jika memang bisa. Pengertian prestasi yaitu hasil yang telah
dicapai, dilakukan, diperoleh atau dikerjakan. Prestasi tiap
orang tidak akan sama, ada yang berprestasi dalam hal :

• melukis
• berolahraga
• irama musik
• cepat menghitung
• puisi
• pemimpin
• menyesuaikan diri
• tampil menawan dan lain-lain

Manakah yang paling bagus prestasinya? Tidak mungkin terjawab dengan tepat, karena masing-masing peristiwa menampilkan “tokoh” yang memiliki kecerdasan dalam bentuk yang berbeda-beda. Prestasi antara orang satu dengan lainnya tentu tidak akan sama, dan seseorang tidak akan mungkin menjadi orang yang sama persis
dengan orang yang dikagumi prestasinya. Mengapa
demikian?
Pada hakikatnya manusia adalah individu ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki potensi diri yang
berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga prestasi diri
setiap orang tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para ahli
berpendapat bahwa setiap siswa adalah individu yang unik
(berbeda satu dengan lainnya).
Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik maka
setiap orang berusaha berprestasi demi keunggulan
bangsa Indonesia tercinta. Tentu sangat membanggakan
jika kita dapat berprestasi seperti Taufik Hidayat, Susi
Susanti, Gita Gutawa Juara menyanyi di Mesir tahun 2007,
Usman Hasan Saputra, Hermawan Kertajaya, Prof Dr Ir BJ
Habibie, Dahlan Iskan atau Ir Ciputra, serta masih banyak
lagi yang dapat dilihat dan disaksikan sendiri. Semua
berprestasi sesuai bidangnya masing-masing. Ada yang di
bidang olah raga, seni, budaya, maupun ilmu pengetahuan
serta enterpreneur (wiraswasta). Mengapa mereka dapat
berprestasi di bidangnya, dan mengapa kita tidak atau
belum mampu berprestasi seperti mereka ?

Dr. Vernon A. Magnesen menyatakan bahwa keberhasilan kita belajar dipengaruhi oleh berbagai cara kita belajar, yaitu:
10 % dari apa yang dibaca;
20 % dari apa yang didengar;
30 % dari apa yang dilihat;
50 % dari apa yang dilihat dan didengar;
70 % dari apa yang dikatakan;
90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan.

Kerja keras dalam belajar memang perlu kita lakukan agar dapat mencapai prestasi yang kita harapkan. Thomas Alfa Edison yang telah mengalami banyak kegagalan ketika berusaha melakukan penemuan, menyatakan bahwa ia telah menemukan salah satu cara untuk
mendapatkan kesuksesan karena ketika ia gagal dalam satu hal tentunya akan menemukan jalan lain yang mengantarkan pada prestasi. Kerja keras harus kita lakukan dalam semua bidang kehidupan guna menorehkan prestasi segala bidang

Ciri-ciri orang yang sukses adalah sebagai berikut.
1. Orang yang berhasil mengenal Tuhannya, taat, serta mengabdi dengan tulus dan teguh pendirian
2. Orang yang berani dan berhasil menemukan kekurangan dirinya lalu dengan sungguh sungguh dan gigih memperbaikinya.
3. Orang yang berhasil mengembangkan potensi positifnya sehingga hidupnya kian hari kian
bermanfaat bagi sesama juga makhluk lainnya.
4. Orang yang akhir khayatnya berakhir dengan kebaikan, wafat penuh kemuliaan di jalan yang diridai Tuhan.

Menorehkan prestasi bukanlah sebuah pekerjaan yang tidak mungkin kita lakukan karena meraih prestasi dapat mulai dari diri sendiri, di keluarga, di sekolah, di masyarakat, dan di negara.

1. Prestasi Diri
a. Mampu memahami potensi jasmani dan rohani.
b. Memiliki badan yang sehat.
c. Memiliki ilmu pengetahuan sesuai dengan tingkat usia dan kedudukannya
d.Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.

2. Keluarga
a. Berpartisipasi dalam aktivitas keluarga.
b. Menjaga nama baik keluarga.
c. Memiliki tanggung jawab sebagai bagian dari keluarga.
d. Memahami dan melaksanakan nilai kasih sayang dalam keluarga.

3. Sekolah
a. Mematuhi tata tertib sekolah.
b. Aktif dalam kegiatan belajar.
c. Aktif dalam kegiatan OSIS.
d. Menguasai pelajaran sesuai dengan kompetensinya.
e. Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minatnya.
f. Aktif dalam kegiatan kompetisi akademik dan nonakademik, baik di sekolah maupun antarsekolah.

4. Masyarakat
a. Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.
b. Mematuhi tata nilai dalam masyarakat.
c. Mampu bertenggang rasa dan menanamkan sikap kesetia kawanan sosial.
d. Ikut serta dalam kegiatan olahraga, kesenian, sosial, dan sebagainya.
e. Ikut serta dalam berbagai kompetisi.

5. Bangsa dan Negara
a. Berpartisipasi dalam pembangunan.
b. Mematuhi hukum yang berlaku.
c. Mendukung setiap program pembangunan nasional.
d. Siap sedia membela negara untuk kemajuan bangsa dan negara.
e. Menunjukkan prestasi secara nasional dan internasional di bidang iptek, seni, dan olahraga.



B. HUBUNGAN POTENSI DIRI DAN PRESTASI DIRI UNTUK BERPRESTASI SESUAI KEMAMPUAN

 Pengertian Potensi Diri
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (4) menyebutkan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Selanjutnya, Penjelasan UU Sistem Pendidikan Nasional tersebut pada bagian umum dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran  dan atau cara lain yang dikenalnya dan diakui oleh masyarakat.
Setiap orang memiliki potensi. Orang tidak dapat mewujudkan potensi diri dalam perilaku yang nyata apabila potensi yang dimiliki itu tidak dikembangkan melalui pembelajaran. Potensi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar terwujud prestasi. Potensi yang dimiliki seseorang berbeda-beda. Potensi juga dikatakan sebagai bakat (aptitude).
Setiap orang dapat berprestasi sesuai dengan usaha dan kemampuan yang dimilikinya. Suatu prestasi perlu dicapai dengan usaha keras sesuai perundangan yang berlaku. Seseorang dapat berprestasi apabila sudah melakukan usaha dengan sungguh-sungguh.
Dalam proses pembelajaran, kadang dijumpai hal-hal berikut :
a.    Siswa yang tidak cerdas, tetapi memiliki prestasi belajar sedang.             
b.    Siswa yang tingkat kecerdasannya biasa, namun memiliki prestasi yang membanggakan.
Faktor-faktor yang menyebabkan seorang siswa mempunyai prestasi rendah, antara lain :
a.    Kurang memiliki motivasi dalam belajar.
b.    Kurang memiliki cita-cita dan atau tujuan yang mantab.
c.    Kurang menguasai keterampilan/pengetahuan yang diperlukan.
d.   Ligkungan hidup sehari-hari yang tidak kondusif.
Dalam keberhasilan dalam belajar, motivasi merupakan faktor yang memegang peranan penting. Motivasi ialah tenaga pendorong yang menyebabkan terjadinya perilaku ke arah tujuan tertentu. Seseorang dikatakan mempunyai motivasi terhadap sesuatu apabila perilakunya menunjukan minat, perhatian, ingin ikut serta, bekerja keras tidak berhenti sampai selesai.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar memiliki prestasi diri yang optimal adalah :
a.    Memiliki wawasan pendidikan
Wawasan pendidikan adalah cara memandang bahwa pendidikan merupakan proses pemanusiaan dan dilakukan dalam interaksi dengan manusia lain. Sehingga tmembawa dampak penyebutan anak didik menjadi subjek didik. Cara pandang seperti ini sesuai dengan ajaran Ki Hajar Dewantara yaitu :
1)   Ing ngarso sung tulodo (jika di depan memberi contoh)
2)   Ing madya mangun karso (jika di tengah membangkitkan hasrat untuk belajar)
3)   Tut wuri handayani (jika di belakang memberi dorongan)
Menurut Faure, hubungan atau interaksi antara pendidik dan subjek didik merupakan wahana untuk membelajarkan subjek didik dan mengoptimalkan subjek didik untuk menemukan diri sendiri.
b.    Memiliki cita-cita
Cita-cita adalah keinginan, kehendak, harapan yang selalu ada di dalam pikiran atau di dalam hati. Untuk mewujudkan cita-cita diperlukan pikiran yang kritis dan kreatif.
c.    Berpikir kritis dan kreatif
Berpikir kritis berarti mampu melihat hal-hal yang bersifat tidak nalar, keliru, tidak sesuai kriteria. Berpikir kreatif berarti menghasilka suatu pemecahan masalah dan suatu alternative sehingga masalah dapat dipecahkan dengan beberapa cara.

Ki Hajar Dewantara (1889 – 1959)
Bapak Pendidikan Nasional
Ki Hajar Dewantara adalah pendiri sebuah perguruan yang bercorak nasional, National Onderwijs Institut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa) pada 3 Juli 1922. Ajarannya yang terkenal ialah Ing ngarso sung tulodo (di depan memberi teladan). Ing madya mangun karso (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa). Tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan).

Pribadi kreatif:
  Memiliki sifat yang tidak lazim :
·        Suka menghasilkan sesuatu yang baru yang secara umum tidak biasa atau asing
·        Memiliki kemampuan rasional dan emosional
·        Berimajinasi
·        Berfantasi
·        Berintuisi

Kreativitas adalah proses yang memikirkan gagasan atau pemecahan masalah.Proses pemikiran kreatif berbeda dengan proses berpikir analisis. Proses pemikiran kreatif juga disebut berpikir devergen. Berpikir kreatis besifat holistik atau menyeluruh, imajinatif, dan menjelajahi persoalan untuk memperoleh gagasan, ide, kreasi, jawaban, dan pemecahan masalah.
Proses pemikiran analisis juga disebut berpikir konvergen. Dalam berpikir analisis berlaku peraturan yang memungkinkan pendekatan logis, vertikal, dan menuju pada jawaban tunggal.
Pribadi kreatif memiliki ciri-ciri:
1.    Bebas dalam berpikir dan bertindak.
2.    Memiliki sifat lentur dalam pandangan hhidupnya.
3.    Berkemauan untuk mengakui dorongan-dorongan dirinya yang tidak berdasarkan akal.
4.    Menyukai hal-hal yang menantang dan baru.
5.    Memiliki rasa humor yang bagus.
6.    Berani mengemukakan pendapat dan berani mengambil resiko.
7.    Bersifat ingin tahu.

d.   Peluang untuk melakukan
          Kegiatan yang dapat dilakukan para siswa untuk mengembangkan daya nalarnya:
1.    Siswa memberikan masukan dalam menyempurnakan menyempurnakan keputusan.
2.    Siswa perlu mengikuti acara televisi tentang perbedaan pendapat.
3.    Siswa mwmniasakan diri menulis artikel di surat kabar.
Spontanitas dan vokal merupakan ciri pemikir yang sigap, kritis, dan kreatif. Budaya kritis perlu dibina dengan mengembangkan prinsip-prinsip demokrasi.Dengan kegiatan yang memberikan peluang untuk membina kemampuan berpikir, siswa makin memiliki keterampilan mengemukakan pendapat, merumuskan pendapat, mengajukan pendapat, dan menjaga etika berdiskusi. Selain itu, emosinya akan berkembang dan menumbuhkan semangat untuk berprestasi dan menghadapi masalah.
Tanpa berlatih, tidak akan memiliki pengalaman. Tanpa meimliki pengalaman, tidak akan pernah maju. Belajar dengan mengalami sendiri berarti memproses sendiri pengetahuannya. Hal itu disebut keterampilan proses. Pendapat itu seperti pengetahuan yang bersifat tentatif.Artinya, yang sekarang dianggap benar, besuk bisa berubah, dan terus berkelanjutan sehingga kebenaran itu bersifat sementara. Ingat!!! Perkembangann ilmu pengetahuan dan tekhnologi akan berkelanjutan.
e.    Memiliki Sikap Kompetitif
Sikap kompetitif adalah sikap yang berupaya keras untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Kompetitif muncul karena adanya masa depan.
Salah satu perubahan masa depan adalah :
1.    Meningkatnya ketergantungan antar bangsa
Hal itu berarti persoalan-persoalan tertentu hanya dapat diselesaikan berdasarkan kesepakatan antarbangsa. Ketergantungan itu berlangsung dalam hal pangan, utang piutang internasional, serta energi dan lingkungan.
2.    Ledakan pengetahuan dan informasi
Informasi yang banyak menuntut kita untuk mencerna, meramu, merumuskan, serta melakukan antisispasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa depan.
Arus ilmu pengetahuan yang baru datang menggantikan yang lama (pengetahuan yang bersifat tentatif) menuntut kita untuk menggunakan secara arif dalam memperoleh cita-cita baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kita.
Menurut Rustan Lakala, ada lima masalah besar yang dihadapi oleh negara-negara berkembang, yaitu :
*   Utang Internasional
*   Pertumbuhan penduduk
*   Urbanisasi yang cepat
*   Pengikisan lingkungan
*   Pengangguran secar besar-besaran
Apabila kemampuan untuk mengatasi kelima masalah di atas tidak kita tumbuhkan sedini mungkin, bangsa kita akan terus-menerus dilanda permasalahan berat. Akibatnya, akan timbul disintegrasi atau perpecahan bangsa yang dapat menimbulkan masalah baru.
Menurut Sarto Kartodirdjo, ada enam masalah yang mengancam eksistensi kita. Keenam masalah itu adalah
*        Kesenjangan antargolongan bangsa;
*        Kontras antar golongan kaya dan miskin;
*        Proses pendewasaan politik yang mengalami berbagai hambatan;
*        Keterbelakangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
*        Belum selesainya perubahan budaya dari pertanian ke industri;
*        Pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam lingkungan masyarakat.
Generasi yang sekarang memegang pemerintahan tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah tersebut pada kurun waktu ini. Generasi ini harus memiliki pngetahuan, sikap dan keterampilan yang memadai, serta siap untuk bekerja sama dan berkompetisi.
Sikap didefinisikan sebagai kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, kesiapan yang dimaksud adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu. Hal itu berarti individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki respon atau tanggapan terhadap stimulan sosial yang telah terkondisikan.
Dengan diberikan stimulan (rangsangan) berupa pertanyaan, seseorang baru mereaksi, merespons, atau menanggapinya dengan jawaban yang menggambarkan kesiapan untuk ikut berkompetisi.
Seseorang dapat dikatakan memiliki sikap untuk siap berkompetisi apabila ia memiliki beberapa hal, yaitu :
·        Memiliki pengetahuan yang cukup tentang perlunya kompetisi;
·        Mempunyai cara-cara yang menggunakan akal sehat bahwa upayanya akan berhasi;
·        Memperhitungkan akibat dari setiap langkah dari perilakunya dan mengupayakan kerugian yang seminimal mungkin;
·        Mempunyai pengalaman tentang perbuatan yang akan dilakukan atau yang mirip dengan itu sehngga akan makin hati-hati.
f.     Sikap Siap Meraih Keunggulan
Keunggulan berasal dari bahasa Jawa unggul  yang berarti tinggi, bagus, menonjol, atau istemewa. Seorang dapat dikatakan memiliki motivasi apabila mempunyai perhatian terhadap sesuatu yang muncul dari rasa ingin tahunya, mempunyai perhatian terhadap sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhannya, mempunyai rasa percaya diri, serta mempunyai kepuasan terhadap prestasi yang dicapainya.
Ø Orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah orang yang secara umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Semangat                                    
Ø Perencanaan yang matang
3. Bertanggung jawab
4. Wira Usaha
Ø Kritik dan saran
6. Bantuan
Ø Keorganisasian

Potensi berasal dari kata bahasa Inggris to potent yang
berarti keras, kuat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
yang dimaksud potensi adalah kemampuan-kemampuan
dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang, namun
belum dipergunakan secara maksimal.
Potensi merupakan suatu daya yang dimiliki oleh
manusia, tetapi daya tersebut masih terpendam dalam diri
yang bersangkutan. Setiap manusia pada dasrnya memiliki
potensi, tetapi tidak setiap manusia berkehendak dan mau
bekerja keras untuk mendayagunakan potensi tersebut.
Pengertian potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki
setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan
untuk dikembangkan dalam berprestasi. Potensi diri adalah
kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang, setiap
orang memilikinya. Potensi diri ada yang positif dan ada
yang negatif.
Potensi diri yang positif seperti :

1.  memiliki idealisme
2. dinamis dan kreatif
3.  keberanian mengambil resiko
4.  optimis dan kegairahan semangat
5.  kemandirian dan disiplin murni
6.  fisik yang kuat dan sehat
7.  sikap ksatria
8.  terampi dalam menerapkan iptek
9.  kompetitif
10. daya pikir yang kuat
11.  memiliki bakat

Selain potensi diri yang positif setiap manusia juga
memiliki potensi diri yang negatif seperti :
1. mudah diadu domba
2. kurang berhati-hati
3. emosional
4. kurang percaya diri
5. kurang mempunyai motivasi

C. PERAN SERTA DALAM BERBAGAI AKTIVITAS UNTUK
    MEWUJUDKAN PRESTASI DIRI SESUAI KEMAMPUAN
    DEMI KEUNGGULAN BANGSA.

Ciri-ciri kreativitas dapat dilihat dari
seseorang yang memiliki rasa ingin tahu (sense of curiosity),
kebutuhan untuk berprestasi (need of achievement),
dapat beradaptasi (adaptable) dan memiliki kemampuan
menempuh resiko.
Prestasi diri merupakan perwujudan dari bakat
dan kemampuan, dan akan optimal jika dikembangkan
melalui pendidikan dan pelatihan. Dalam kaitannya
dengan anak berbakat dinamakan anak lantip, Gardner
memiliki pandangan yang berbeda, ia menyatakan bahwa

“keberbakatan” manusia bukanlah berdasarkan skor tes
standar semata, namun sebagai:
1. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi
dalam kehidupan manusia.
2. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan
baru untuk diselesaikan.
3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau
menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan
dalam budaya seseorang.
Anak berbakat (anak lantip) dibedakan dari
anak jenius. Anak jenius disebut juga anak berbakat
taraf sangat tinggi (highly gifted) yang sangat
jarang ditemukan sedangkan anak
berbakat banyak ditemukan di sekolahsekolah.
Ada lima macam keberbakatan,
yaitu (1) keberbakatan intelektual, (2) keberbakatan
akademik, (3) keberbakatan
kreatif, (4) keberbakatan kepemimpinan
dan sosial, dan (5) keber-bakatan seni.
Analisis dari Bloom tentang lantip
pada Peserta Olympiade Science, bahwa :
Pertama, memiliki kemampuan luar
biasa tinggi untuk mencurahkan sejumlah
besar waktu dan usaha untuk mencapai
suatu standar yang tinggi. Karakteristik
ini telah ada pada usia 5 atau 8 tahun
dan menjadi semakin bertambah setelah
orang-orang tersebut menerima pengajaran
beberapa tahun.
Kedua, memiliki sifat kompetitif dengan teman sebaya
dalam bidang talent tersebut dan memiliki kebulatan tekad
untuk melakukan yang terbaik.
Ketiga, memiliki kemampuan belajar secara cepat
tentang teknik-teknik baru, ide-ide, dan proses dalam
bidang talent tersebut.
Karakteristik lantip menurut Kitano dan Kirby
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• fisik yang menarik dan rapi dalam penampilan;
• diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan
orang dewasa;
• keterlibatan dalam beberapa kegiatan sosial, mereka
memberikan sumbangan positif dan konstruktif;
• kecenderungan dipandang sebagai juru pemisah dalam
pertengkaran dan pengambil kebijakan oleh teman sebayanya;
• memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua
orang (egalitarian) dan jujur;
• perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa;
• bebas dari tekanan emosi dan mampu mengontrol
ekspresi emosional sehingga relevan dengan situasi;
• mampu mempertahankan hubungan abadi dengan
teman sebaya dan orang dewasa;
• mampu merangsang perilaku
produktif bagi orang lain;
• memiliki kapasitas yang luar
biasa untuk menanggulangi
situasi sosial dengan cerdas,
humor, dan pemahaman.
Karakteristik di atas biasanya
dimiliki oleh mereka yang
telah berprestasi. Prestasi akan
mencapai hasil yang bagus jika
dalam situasi dan kondisi saat kesempatan pengembangan
bakat (lantip) dipenuhi. Hal ini bisa diperoleh dari guru
yang memberikan peluang kepada siswa untuk berkembang
potensinya secara optimal. Kepribadian guru dapat
membantu siswa untuk berprestasi antara lain :
1. Bersikap terbuka terhadap hal-hal baru
2. Peka terhadap perkembangan anak baik secara fi sik
maupun psikis
3. Mempunyai pertimbangan luas dan dalam
4. Penuh pengertian
5. Mempunyai sifat toleransi
6. Mempunyai kreativitas yang tinggi
7. Bersikap ingin tahu

Selain memiliki kepribadian, guru
juga harus memiliki hubungan sosial
dengan siswa yang dapat mendorong
timbulnya prestasi yaitu suka dan pandai
bergaul dengan anak berbakat serta
memahami kesulitan yang dihadapi anak
tersebut. Selain itu guru diharapkan
dapat menyesuaikan diri dan mudah
bergaul serta mampu memahami dengan
cepat tingkah laku anak berbakat tersebut.
Untuk anak berbakat memang harus ada perhatian
khusus dari guru karena kadang-kadang mereka bertindak
berbeda dengan teman lainnya. Misalnya bertanya secara
kritis, meminta perhatian lebih bahkan terkadang seperti
melawan guru. Untuk itu kebesaran hati dari guru untuk
tidak bertindak negatif, tetapi malah lebih memperhatikan
mereka sehingga dapat memperlihatkan bakatnya.
Selain guru, peran orangtua juga tidak kalah pentingnya
dalam mengembangkan potensi diri yang dimiliki
anak untuk menjadi prestasi diri sesuai kemampuannya.
Meskipun hak utama pengajaran yang utama ada di tangan
orangtua, tetapi alangkah baiknya jika orangtua tidak memaksakan
kehendak kepada anaknya untuk menjadi apa
kelak. Orangtua seharusnya bersikap demokratis dalam
arti menyerahkan kepada anak mau menjadi apa kelak,
tetapi tetap di sampingnya untuk selalu mendampingi
dan mengingatkannya jika mereka salah. Orangtua selalu
memberikan fasilitas, doa dan dorongan demi keberhasilan
anaknya.
Peran masyarakat juga tidak kalah pentingnya,
karena bagaimanapun hebatnya seseorang berprestasi
jika tidak dapat dirasakan manfaatnya secara langsung
maupun tidak langsung oleh masyarakat tentu tidak bermakna.
Berbeda jika hasil prestasi dirinya dapat dirasakan
masyarakat tentu akan lebih bermakna, seperti prestasi
Tim bulutangkis Indonesia, kemenangan Tim Olimpiade
Fisika Indonesia maupun temuan Nutrisi Saputra oleh Usman
Hasan Saputra. Peran masyarakat juga bisa dengan
memberikan dukungan dana dalam suatu prestasi yang dicapai
seseorang, misalnya memberikan bea siswa, hadiah,
atau memberikan biaya penelitian sehingga menghasilkan
suatu prestasi.
Semua merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan,
seseorang yang punya potensi diri akan mampu
menunjukkan prestasi diri dengan motivasi yang kuat
dengan dukungan keluarga, guru dan masyarakat. Peran
guru bisa diganti oleh pelatih maupun seseorang yang punya
kepedulian seperti Yohanes Saputra dalam Tim Olimpiade
Fisika Indonesia ataupun Ir Ciputra dalam penelitian
Nutrisi Saputra oleh Umar Hasan Saputra.
Kebutuhan untuk berprestasi terjemahan dari need
of achievement sebagaimana dikemukakan John Atkinson
dan David Mc Clelland pada tahun 1940-an. Kebutuhan
berprestasi atau n-ach tercermin dari perilaku individu
yang selalu mengarah pada suatu standar keunggulan.
Orang-orang yang mempunyai perilaku seperti ini
menyukai tugas-tugas yang menantang, tanggung jawab
secara pribadi, dan terbuka untuk umpan balik guna
memperbaiki prestasi inovatif-kreatifnya. Hal inilah yang
harus dimiliki oleh seseorang supaya dapat berprestasi,
jika dikaitkan dengan teori Maslow maka hal ini dapat
dikatakan merupakan kebutuhan aktualisasi diri.
Tahap aktualisasi diri menurut Andri Wongso
merupakan proses realisasi potensi diri setelah kita mampu
melakukan tindakan-tindakan cepat, berani ambil resiko,
dan mampu mengambil pelajaran atas keberhasilan dan
kegagalan kita. Dalam proses perwujudan ini kita dituntut
untuk melakukan segala sesuatunya secara profesional,
efektif, dan efisien. Sebab ini sangat berkaitan dengan
peluang atau kesempatan yang kita peroleh.
Berbagai upaya untuk mencapai prestasi dapat
dilakukan dengan cara-cara sebagaimana dikemukakan
oleh Sujiyanto yaitu :
1. kreatif dan inovatif
2. tanggung jawab
3. bekerja keras
4. memanfaatkan sumber daya

Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai
remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja
adalah memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk
dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari.
Keterampilan-keterampilan sosial tersebut meliputi:
1. Kemampuan berkomunikasi
2. Menjalin hubungan dengan orang lain
3. Menghargai diri sendiri dan orang lain
4. Mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain
5. Memberi atau menerima feedback
6. Memberi atau menerima kritik
7. Bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku.
Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja
pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula
bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan
aspek psikososial dengan maksimal sehingga dia akan
dapat berprestasi.
Hasil studi Davis dan Forsythe, dalam kehidupan
remaja terdapat delapan aspek yang menuntut keterampilan
sosial (social skill) yaitu:
1. Keluarga
2. Lingkungan
3. Kepribadian
4. Rekreasi
5. Pergaulan dengan lawan jenis
6. Pendidikan/sekolah
7. Persahabatan dan solidaritas kelompok
8. Lapangan Kerja
Hubungannya dengan prestasi diri maka seorang
remaja dalam pengembangan aspek psikososialnya, harus
dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan kondisi yang kondusif sehingga membuat
tercapainya prestasi diri. Di bawah ini adalah beberapa
hal yang dapat berpengaruh bagi pengembangan aspek
psikososial remaja:

1. keluarga
2. lingkungan
3. kepribadian
4. rekreasi
5. pergaulan dengan lawan jenis
6. pendidikan
7. persahabatan dan solidaritas kelompok
8. meningkatkan kemampuan penyusuaian diri

















BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan
        Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa kita harus mencapai prestasi setinggi tingginya tak peduli sesulit apapun. Termasuk untuk kita generasi muda, kitalah yang wajib mengangkat derajat bangsa ini dimata dunia baik berprestasi dalam bidang politik ataupun olahraga dan lain lain.



 Saran
    penulis hanya bisa menyarankan semoga para pembaca dapat lebih termotivasi untuk menggapai prestasi setinggi tingginya. Tak ada yang sulit jika kita punya motivasi dan semangat yang cukup, lakukan segalanya sesuai kemampuan dan tak usah memaksakan diri jika memang tak mampu untuk meraih itu, berprestasilah dibidang yang kalian minati karena Pada hakikatnya manusia adalah individu ciptaanTuhan Yang Maha Esa yang memiliki potensi diri yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga prestasi diri setiap orang tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para ahli berpendapat bahwa setiap siswa adalah individu yang unik








DAFTAR PUSTAKA